Srikandiku,
Aku bukanlah arjuna yang kau impikan
Menebar pesona gagah perkasa dunia pewayangan
Menyandang busur dan anak panah dipunggungnya
Dimedan laga kurusetra
Kuhanya penonton setia perjuangan dirimu
Yang bersimbah keringat gelora
Semangat tak kenal menyerah
Namun mengapa secara tiba-tiba
kau berikan kuda dan anak panah kepadaku ?
Sementara kau harus rela jalan kaki
dengan beban dipunggungmu !
Tertatih namun tak merintih
Tak ada lelah, tak ada keluh kesah.
Semua orang bertepuk tangan
Semua orang bersorak sorai
Keberteriak menolak
Tapi...
Semua orang menunjuk hidungku
Sebagai manusia pengecut dan tak tahu malu.
Srikandiku..
Walau beribu kuda dan berjuta panah
kau berikan kepadaku
Aku bukanlah Arjuna yang mahir dalam permainan itu
Kau terus memaksaku
Kutak bisa lari dari keinginanmu yang menggebu
Aku takut.
Takut mengecewakanmu, Srikandiku !
Dengan penuh kebimbangan
Kupacu kuda itu
Kulepaskan beribu anak panah
Tanpa tujuan !!
Kini....
Setelah semua sunyi
Haruskah kumenyendiri bak seorang resi ???
Atau....
Kumencari medan perang lain dalam kehidupan ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar